Direktur RSIGMP Sultan Agung Raih Gelar Doktor

Berita2654 Views

Direktur RSIGMP Sultan Agung Dr drg Kusuma Arbianti MMR meraih gelar doktor dari Program Doktor Ilmu Kedokteran Gigi FKG UGM Yogyakarta, Jum’at (27/10/2023).

Dosen FKG Unissula tersebut memperoleh gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasi di hadapan tim penguji. Diantaranya Prof Dr drg Widowati Siswomihardjo MS, drg Nunuk Purwanti MKes PhD, Dr Qurrotul Aini SKG MKes, Dr dr Hanevi Djasri MARS FISQua, Drg Lisdrianto Hanindriyo MPH PhD, dan Dr drg Mita Juliawati MARS. Adapun promotornya adalah drg Rosa Amalia MKes PhD, Dr drg Julita Hendrartini MKes serta dr Tjahjono Kuntjoro MPH DrPH.

Ia mempresentasikan disertasinya yang berjudul analisis budaya, perilaku dan kinerja serta implementasi sasaran keselamatan pasien rumah sakit gigi dan mulut di Indonesia.

Menurutnya berbagai tuntutan pasien banyak dilayangkan kepada rumah sakit. Hal ini akibat dari kurang amannya tindakan dalam pelayanan kesehatan. “Sehingga mengevaluasi dan membangun budaya keselamatan pasien di rumah sakit merupakan cara yang efektif untuk menghindari insiden keselamatan serta memahami upaya perbaikan yang dapat dilakukan. Hubungan budaya keselamatan pasien dan kinerja keselamatan masih belum jelas dan tidak konsisten,” jelasnya.

Adapun tujuan dari penelitiannya adalah menganalisis pengaruh budaya, perilaku dan kinerja keselamatan pasien serta mengevaluasi implementasi enam sasaran keselamatan pasien RSGM di Indonesia.

Dengan metode analisis Structural Equation Model (SEM) yang digunakannya, menunjukkan empat dimensi yang berkorelasi kuat terhadap budaya keselamatan pasien. “Yaitu Komunikasi tentang terjadinya kesalahan, pembelajaran organisasi, pelatihan staf, dan kerjasama tim,” jelasnya.

Pihaknya juga menemukan bahwa enam sasaran keselamatan pasien telah diimplementasi di RSGM. Namun terdapat kelemahan dalam kebijakan dan prosedurnya. “Sehingga budaya keselamatan pasien di RSGM di Indonesia berpotensi untuk perbaikan dan berpengaruh secara langsung terhadap kinerja keselamatan daripada melalui perilaku keselamatan pasien. Enam sasaran keselamatan pasien sebagian besar telah dilaksanakan namun perlu konsistensi dalam pelaksanaannya,” ungkapnya.