FAI Unissula Dorong Kesadaran Ekologis Masyarakat Pesisir Sayung

Berita, Nasional86 Views

Kesadaran menjaga lingkungan hidup bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga bagian yang tak terpisahkan dari nilai-nilai spiritual. Hal itu diungkap Dr M Choirun Nizar SHI MHI di Timbulsloko Sayung Demak, Kamis (18/9/2025). Sosialisasi ini merupakan satu rangkaian dari pengabdian kepada masyarakat yang diketuai Dr Mila Karmilah ST MT. Selain itu juga dilakukan uji coba terbatas Smart Rainwater Harvesting (SMART PAH).

Selanjutnya Choirun Nizar menyampaikan enam prinsip dasar fikih lingkungan yang berfokus pada tanggung jawab umat Islam terhadap lingkungan. Menurutnya, fikih lingkungan menjadi landasan normatif merawat alam bukan sekadar pilihan etis, melainkan bagian dari kewajiban agama.

“Menjaga lingkungan adalah ibadah. Ketika kita merusak alam, maka sesungguhnya kita sedang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama. Sebaliknya, merawat bumi adalah wujud nyata dari ketakwaan,” ungkapnya.

Dosen FAI Unissula itu juga menegaskan fikih lingkungan menjadi pintu masuk membangun kesadaran kolektif masyarakat pesisir. Khususnya di kawasan yang rentan terhadap abrasi dan rob.

Adapun di Unissula penguatan Fikih Biah tidak hanya dilihat dari sisi normatif keagamaan. Tetapi juga diperdalam melalui perspektif sosiologis. Sebagaimana Dr Muna Yastuti Madrah MA yang lebih banyak menekankan dimensi sosial dan budaya. Khususnya bagaimana kesadaran kolektif masyarakat dapat dibangun untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.

Selanjutnya Dr Mila Karmilah ST MT menjelaskan SMAR PH. Yang merupakan hasil riset dan pengembangan dari laboratorium yang kemudian diadaptasi ke lapangan.

SMART PAH tidak hanya sebagai solusi teknis penyediaan air bersih. Tetapi juga sebagai sarana pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Teknologi ini diharapkan menjadi contoh bahwa inovasi harus menyatu dengan kearifan lokal, nilai agama, serta kesadaran ekologis.

Melalui kegiatan ini Unissula menunjukkan komitmennya dalam menjawab persoalan nyata masyarakat pesisir dengan pendekatan multidisiplin.

Sinergi antara teknologi, agama, dan pendidikan diyakini mampu memperkuat daya tahan masyarakat terhadap krisis lingkungan. Sekaligus menumbuhkan kesadaran kolektif menjaga bumi.