Gus Miftah Resmi Raih Gelar Magister PAI, Tegaskan Dakwah Humanis Berbasis Kebangsaan

Berita, Nasional21 Views

Dai nasional sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta, KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah), secara resmi menyelesaikan studi jenjang magister dan mengikuti wisuda Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI) Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, hari ini, dengan meraih gelar Magister Pendidikan Agama Islam (M.Pd.).

Dalam studi akademiknya, Gus Miftah mengangkat tesis berjudul, “Relevansi Living Dakwah dalam Penguatan Pendidikan Wawasan Kebangsaan di Pesantren Ora Aji Yogyakarta”, sebuah kajian yang menyoroti praktik dakwah kontekstual dan pengaruhnya terhadap pembentukan karakter kebangsaan santri. Tesis ini menempatkan dakwah tidak semata sebagai aktivitas verbal, tetapi sebagai praktik sosial-keagamaan yang dihidupi dalam keseharian pesantren.

Penelitian tersebut berangkat dari realitas sosial pesantren sebagai ruang strategis pendidikan karakter dan moderasi beragama. Gus Miftah menegaskan bahwa dakwah yang membumi melalui keteladanan, interaksi sosial, dan pendekatan kultural, memiliki peran signifikan dalam menanamkan nilai cinta tanah air, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman di kalangan santri. Pendekatan ini dikenal sebagai living dakwah, yakni dakwah yang diwujudkan dalam tindakan nyata dan pengalaman hidup, bukan sekadar ceramah normatif.

Dalam konteks Pondok Pesantren Ora Aji, praktik living dakwah terefleksi melalui berbagai aktivitas keagamaan, dialog kebangsaan, hingga kegiatan sosial yang melibatkan santri secara aktif. Lingkungan pesantren yang inklusif dan terbuka menjadi medium efektif bagi internalisasi nilai kebangsaan secara berkelanjutan. Melalui pola tersebut, santri tidak hanya memahami konsep kebangsaan secara kognitif, tetapi juga menghayatinya sebagai bagian dari identitas sosial dan religius mereka.

Secara metodologis, tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, yang memungkinkan penggalian makna mendalam terhadap pengalaman santri dalam praktik dakwah Gus Miftah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa keteladanan kiai, budaya pesantren yang humanis, serta keterlibatan aktif santri menjadi faktor kunci dalam pembentukan wawasan kebangsaan yang moderat dan inklusif.

Keberhasilan Gus Miftah menyelesaikan studi magister ini tidak hanya menjadi capaian akademik personal, tetapi juga memperkuat legitimasi intelektual atas praktik dakwah yang selama ini ia jalankan. Wisuda hari ini menandai perjumpaan antara dunia akademik dan praksis dakwah kultural, sekaligus menegaskan bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam merawat keislaman dan keindonesiaan secara harmonis.

Dengan capaian tersebut, Gus Miftah diharapkan dapat terus berkontribusi dalam pengembangan Pendidikan Agama Islam yang moderat, kontekstual, dan berorientasi pada penguatan karakter kebangsaan, baik melalui pesantren, ruang dakwah publik, maupun forum akademik nasional.