OKU Butuh Pemimpin Baru: Saatnya Pemuda Ambil Peran

Berita, Nasional26 Views

Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) saat ini sedang berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, kita memiliki potensi sumber daya alam yang besar, masyarakat yang dinamis, serta posisi strategis di wilayah Sumatera Selatan. Namun di sisi lain, kita juga menyaksikan bagaimana pemerintahan daerah kita dalam satu dekade terakhir—khususnya periode 2014–2025—diliputi krisis kepemimpinan, stagnasi pembangunan, dan lemahnya pelayanan publik.

Fakta menyedihkan bahwa OKU sudah terlalu lama dipimpin oleh pelaksana tugas (Plh/Plt) setelah wafatnya Bupati terpilih pada 2021. Praktis, selama hampir satu periode penuh (2021–2025), OKU tidak memiliki pemimpin definitif yang lahir dari proses demokrasi langsung (Pilkada). Dampaknya sangat terasa: kebijakan berjalan setengah hati, pembangunan kehilangan arah, dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menurun drastis.

Kita sudah terlalu lama dipimpin oleh wajah-wajah lama yang terus mengulang pendekatan yang sama: birokratis, lambat, tidak adaptif, dan jauh dari aspirasi rakyat muda. Tak heran bila banyak masalah yang terus menumpuk. BUMD yang seharusnya menopang ekonomi daerah justru dinyatakan “tidak sehat” dan merugi miliaran rupiah. PDAM Tirta Raja OKU bahkan mencatatkan kerugian akumulatif mencapai Rp 37,2 miliar.

Semua ini menjadi alarm bahwa OKU tidak hanya butuh pemimpin baru, tetapi juga butuh cara berpikir baru yang lebih segar, solutif, dan berani melakukan reformasi.

Agus Prasetia Wiranto, pemuda OKU sekaligus Akademis UNISSULA, menyampaikan bahwa saat ini diperlukan pergeseran paradigma dalam memilih pemimpin.

“Bukan hanya sekadar mengganti sosok, tetapi mengganti cara pandang dalam memimpin. Pemimpin muda hari ini harus mampu berpikir strategis, bertindak cepat, dan benar-benar punya keberpihakan pada rakyat,” tegasnya

Sejarah selalu membuktikan bahwa perubahan besar datang dari tangan generasi muda. Dalam konteks OKU hari ini, pemuda bukan hanya pelengkap politik, tetapi harus menjadi subjek utama dalam kepemimpinan daerah ke depan. Kita butuh pemimpin muda yang berani mengambil keputusan strategis dan tidak terjebak pada kepentingan elite lama, berpikir digital dan responsif terhadap tantangan zaman, seperti ekonomi kreatif, transparansi pemerintahan, dan pelayanan publik berbasis teknolog dan dekat dengan rakyat dan memahami denyut nadi generasi muda serta kebutuhan masyarakat bawah

Pemimpin muda bukan berarti belum matang, tetapi mereka hadir dengan energi baru, bebas dari beban masa lalu, dan memiliki keberanian untuk membongkar sistem yang stagnan, Krisis yang dihadapi OKU bukan krisis biasa. Ini adalah krisis arah, legitimasi, dan kepercayaan. Maka, solusi yang dibutuhkan juga bukan solusi biasa. Kita butuh pemimpin baru dari generasi muda OKU yang tidak hanya paham hukum dan pemerintahan, tetapi juga dekat dengan realita kehidupan rakyat.

“Kita jangan ragu memberikan ruang kepada anak muda untuk memimpin. Karena kalau kita terus bergantung pada struktur lama yang terbukti gagal mengelola daerah, maka OKU hanya akan menjadi kabupaten dengan potensi tanpa hasil nyata.” Agus Prasetia Wiranto

Pemimpin yang hadir bukan hanya karena peluang politik, tetapi karena panggilan nurani dan tanggung jawab moral. Pemimpin yang lahir dari proses demokrasi yang bersih, bukan hasil kompromi politik kekuasaan.

OKU untuk Rakyat, Bukan Sekelompok Elit, Sudah saatnya kita semua sebagai warga OKU mengambil peran dalam menentukan masa depan daerah ini. Pilihan ada di tangan kita. Apakah kita ingin terus dipimpin oleh pola lama yang membawa stagnasi, atau memberi kesempatan pada generasi muda yang siap membuktikan diri dan bekerja untuk rakyat?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *